Monday, October 02, 2006

Tamu

Mudah-mudahan waktu akan membukakan
pintu ketika nanti aku bertamu kerumahmu.

Aku ingin kau memaafkanku karena tadi aku
mungkin membawakanmu sesuatu tapi udara
begitu beku hingga hatiku kaku.
Aku tak ingin pemberianku membuat lidahmu kelu dan
kita tak bisa bercerita bersama layaknya saudara
Sebab kau terus bertanya tentang cuaca

“ Akankah turun hujan menyirami bunga-bunga ?”.

bukan apa apa aku memilih duduk di beranda,
aku merasa belum pantas masuk kesana,lagi pula bersama
bunga-bunga aku ingin langit melihatmu tertawa.

Walaupun sebenarnya aku sangat takut bila wangi
keringatmu memenuhi rongga dada

Sungguh!!
Saat ini aku belum lagi ingin merasamu sebagai wanita.

Sempat aku ingkari tapi enggan untuk
memuji meski kuakui kilau parasmu
nyaris menandingi matahari

Bukankah bila terlalu banyak puja
hati kita akan bertanya,
berusaha membaca tanda,
menjaga setiap kata.

Ah sudahlah,.
bila kita memang bersaudara
Aku tak ingin terjebak dalam dosa.

Jakarta, September 2006

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home