Wednesday, October 11, 2006

Kepada 'na..

Pukul tiga pagi
gerimis sepi kirimkan gigil
lewat ventilasi
Aku bertanya-tanya September sudah lama lewat
kenapa hujan datang begitu telat?
padahal bawaannya tidak terlalu berat
adakah sesuatu yang kuat
yang sanggup membuat perjalanannya terhambat?

selain itu diluar tenang
dari sudut lapangan cahaya
neon berjuang menjangkau
barisan pohon pisang
mungkin karena bayu
mereka bergoyang seolah merayu
bambu-bambu yang berdiri bisu
hingga bayangan yang tercetak
di batu-batu kelihatan seperti bercumbu

diatas meja dibawah poster Guevara
tv menatapku tanpa cinta
aku ingin minta maaf karena lama tak menyapa
bukan apa-apa
hidup dengannya bisa membuatku sangat nelangsa
selain sepakbola
tak ada yang ditawarkannya kecuali kecewa

buku-buku terbadai di lantai
terhimpit bungkus rokok berpose seronok
menggoda untuk disetubuhi
kuraih geretan dengan pandangan birahi
meski kopi telah basi
bukankah cuma ini penghibur diri?

mendadak beberapa jenak
asbak tersenyum kecut
mengabarkan paru-paruku telah kusut
ditumpahi kabut

aku terharu
selain ibu
masih ada yang iba padaku

Dirimu pernah berkata 'na

"Tanganmu akan penuh memelukku"

tapi kenapa tak seperti hatiku
yang telanjang untukmu
kurasakan hatimu
seperti kerak lilin ditimpa angin
kaku laksana tebu

bila memang taman hatimu telah dipagar
aku tak akan membongkar
sebab aku sadar
bunga-bunga disana tak akan mekar
bila angin terlalu besar dari luar

Kutulis padamu 'na
agar dirimu memahami
aku tak akan pernah berusaha menodai
bila dirimu telah telanjur dikasihi
seperti kaos kaki
kuhangatkan tumit
dan jarimu untuk beberapa hari
lalu pergi bila bauku
tak lagi disukai

Aku akan pergi..

bila lelaki dibelakang foto itu
masih memegang pinggangmu
disaat nanti kita bertemu.

Jakarta,Oktober 2006

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home